ALISTAIR
Angin
yang membawa udara dingin seolah-olah menyelimuti dunia di minggu-minggu
terakhir bulan Desember. Akhir tahun yang semakin dekat, dan cahaya merah yang awalnya
sering bercumbu dengan horizon saat fajar kini diganti dengan rona gelap
berhiaskan awan comulonimbus. Tempat
ini semakin mencekam seiring dengan jatuhnya rintik-rintik air yang membasahi
hampir seluruh sisi jalanan.
Aku
sendiri menikmati pemandangan ini. Ditemani dengan sepasang earphone dan sebuah mantel hujan
berwarna jingga, aku mulai menelusuri jejak-jejak Alistair di sepanjang jalanan
basah ini dan bergerak menuju sebuah tempat yang kusebut istana. Sebuah istana
yang menyimpan begitu banyak cerita dan pelajaran berharga bagi siapapun yang
mendiaminya. Alistair adalah penghuni tetap di istana itu beserta dengan orang-orang
hebat yang tidak pernah kutemukan di tempat manapun. Sayangnya, hari ini adalah
hari dimana aku harus berada di luar istana dan juga tidak bisa bertemu dengan Alistair.
Kenyataan yang cukup menyakitkan bagiku jika dalam sehari tidak bisa melihat
wajah teduhnya atau mendengar suara khasnya. Aku benar-benar menyayangi Alistair.
Satu-satunya hal yang bisa
kulakukan sekarang adalah memandangi istana itu dari sudut sempit dan
tersembunyi di balik sebuah batang pohon pinus. Perhatianku selalu tertuju ke
pintu gerbangnya, berharap Alistair akan muncul disitu dan melakukan hal yang
sama namun dari dimensi yang berbeda. Mungkin saja dua atau tiga menit kemudian
dia benar-benar muncul dan memandangi seluruh sisi jalanan di luar istananya
yang megah. Dan siapa yang bisa menduga jika matanya yang tajam bisa menemukan
keberadaanku disini. Yeah, itulah yang kuharapkan dan satu jam pun berlalu.
Tidak ada perubahan yang terjadi disana. Pintu gerbang istana itu masih
tertutup.
Hujan pun tidak mengenal belas
kasihan. Dia menumpahkan dirinya secara sepihak dan membabi-buta. Dengan sedikit
egois, dia memaksaku untuk mempercepat langkah. Pulang ? Begitu berat untuk
pulang. Aku pun merasakan titik-titik air hujan itu jatuh membasahi wajahku.
Rasanya menggelitik dan juga sakit. Dan aku sadar, aku sudah keluar dari
perbatasan. Istana itu tak terlihat lagi dan aku tidak bisa membayangkan jika
seandainya esok hari tidak akan datang. Aku merindukan Alistair dan aku ingin
dia tahu bahwa dia sangat penting bagiku, bahkan lebih penting dari diriku
sendiri.
You got me counting the seconds
It happens every time
I’m waiting for the moment
we can sit down and talk for a while
And every time that you’re near me
my heart is running away
How can I tell you when words don’t come easy
and there is so much I’m trying to say
It happens every time
I’m waiting for the moment
we can sit down and talk for a while
And every time that you’re near me
my heart is running away
How can I tell you when words don’t come easy
and there is so much I’m trying to say
I wanna know that love will surround us
and you’ll share it with me every day
Tell me you’ll care for me now and forever
I’ll give anything to hear you say
that I’m more than a friend...